MATERI PASKIBRA
Tata : mengatur,
menata, menyusun
Upa : rangkaian
Cara : tindakan,
gerakan
Jadi Tata Upacara
Bendera adalah tindakan dan gerkan yang dirangkaikan dan ditata dengan tertib
dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari
nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa,
hal ini merupakan ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain.
SEJARAH
Sejak zaman nenek
moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara, upacara selamatan
kelahiran, upacara selamatan panen.
DASAR HUKUM
1. Pancasila
2. UUD 1945 (tentang Sistem Pendidikan
Nasional)
3. Inpres No. 14 tahun 1981 (tentang Urutan
Upacara Bendera)
MAKSUD DAN TUJUAN
a. untuk memperolah suasana yang
khidmat, tertib, dan menuntut pemusatan perhatian dari seluruh peserta, maka
disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan ini.
b. menjadikan sekolah memiliki situasi
yang dinamis dalam segala aspek kehidupan bagi para siswa, guru, pembina dan
kepala sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya kemampuan dan ketangguhan
terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari dalam maupun luar sekolah, yang
akan dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
PEJABAT UPACARA
1. Pembina Upacara
2. Pemimpin Upacara
3. Pengatur Upacara
4. Pembawa Upacara
PETUGAS UPACARA
a. Pembawa naskah Pancasila
b. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945
c. Pembaca Do’a
d. Pemimpin Lagu
e. Kelompok Pengibar / Penurun Bendera
f. Kelompok Pembawa Lagu
g. Cadangan tiap perangkat
PERLENGKAPAN UPACARA
1) Bendera Merah Putih
Ukuran perbandingan 2
: 3
Ukuran terbesar 2 X 3
meter
Ukuran terkecil 1 X
1,5 Meter
2) Tiang Bendera
Minimal 5 meter
maksimal 17 meter
Perbandingan bendera
dengan tiang 1 : 5
3) Tali Bendera
Diusahakan tali yang
digunakan adalah tali layar dan bukan tali plastik
4) Naskah-naskah
- Pancasila
- Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945
- Naskah Do’a
- Naskah Acara
KEWAJIBAN
DAN HAL-HAL YANG MUNGKIN TERJADI SEWAKTU UPACARA BENDERA DILAKSANAKAN
1.
Kewajiban pada waktu dilaksanakan upacara bendera di sekolah semua guru, siswa,
staff yang berada dihalaman sekolah yang kebetulan tidak mengikuti upacara
pengibaran/penurunan bendera mereka diwajibkan mengambil sikap sempurna
mengarah kearah bendera dan memberikan penghormatan.
2.
Gangguan pada saat upacara bendera
· Kerekan macet Upacara berjalan terus dan setelah selesai kerekan
dibetulkan.
· Tali kerekan putus Kelompok pengibar bendera berusaha menangkap
bendera tegak lurus sampai upacara selesai kemudian bendera dilipat sesuai
ketentuan untuk disimpan.
· Tiang bendera roboh Kelompok pengibar bendera berusaha
menegakkan/menangkap tiang bendera yang roboh bila tidak mungkin dipertahankan
laksanakan seperti pada sebelumnya.
· Cuaca buruk/hujan Apabila sebelum dilaksanakan upacara, cuaca
buruk/hujan maka upacara penaikan bendera dibatalkan. Tetapi apabila sudah
dilaksanakan upacara, cuaca buruk/hujan maka upacara tetap dilaksanakan sampai
bendera berada dipuncak dan lagu selesai dinyanyikan.
- Belajar untuk
membagi waktu, serta dapat mengutamakan kegiatan BELAJAR
pelajaran sekolah.
- Mengadakan konsultasi
apabila menghadapi permasalahan terutama menyangkut keaktifannya di
PASKIBRA dengan kegiatan lainnya terutama kegiatan BELAJAR.
- Tetap berdisiplin
dalam sikap dan tingkah laku baik di lingkungan rumah/keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
- Untuk Putra
rambut dipotong minimal 1 bulan sekali sedang untuk Putri
yang berambut panjang/tidak, rambut tetap diikat / dirapikan serta rambut
tidak dicat/warna rambut asli.(hitam)
- Dilarang
menggunakan sandal jepit kemanapun akan pergi, kecuali di rumah dan tidak
muncul dihadapan umum, Apalagi bepergian ke sekolah, rumah orang lain,
kantor, dll.
- Harus tetap
sigap apabila menghadap atau bertemu dengan teman yang lebih tua (kakak
kelas / senior / Pelatih / Pembina).
- Harus dapat
menerapkan tata cara penghormatan di dalam kehidupan sehari-hari, yang
sudah jelas kepada orang yang lebih tua (Orang tua di rumah, Guru,
Pelatih, Pembina, kakak kelas).
- Tetap
mengandalkan kritik membangun dan dapat menerima keterbukaan dalam
menyelasaikan suatu permasalahan.
- Selalu
memberitahukan ketidak hadirannya dalam latihan di sekolah, LATGAB,
dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan PASKIBRA.
- Tetap tegas
dalam memberikan keputusan dan tingkah laku sehari-hari.
- Selalu
memperhatikan penampilan / pakaian untuk latihan atau kegiatan-kegiatan
variatif lainnya baik dilingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
- Selalu
mengutamakan kerapihan pakaian dan tata kramanya.
- Setiap anggota
selalu sebagai teladan, baik bagi teman-teman di sekolah, di rumah dan di
masyarakat.
- Setiap anggota
wajib mentaati dan melaksanakan tata tertib ini.
BENTUK-BENTUK KENAKALAN
YANG TIDAK BOLEH DIKERJAKAN
- Pergi tidak
pamit atau tanpa izin dari orang tua / wali.
- Menentang orang
tua atau wali.
- Tidak sopan
terhadap orang tua/wali atau pengasuh, keluarga, guru atau orang lain yang
lebih tua.
- Menjelekkan nama
baik orang tua / keluarga.
- Suka berbohong.
- Memiliki atau
menggunakan alat-alat yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain yang
tidak diperuntukkan baginya.
- Berpakaian tidak
senonoh.
- Menghias diri
secara tidak wajar, dan menimbulkan celaan masyarakat.
- Suka keluyuran /
keluar rumah tanpa tujuan yang jelas.
- Membolos
sekolah.
- Menentang guru.
- Berlaku tidak
senonoh di hadapan umum.
- Berkeliaran
malam hari.
- Bergaul dengan
orang-orang yang reputasinya jelek.
- Berada di tempat
yang tidak baik bagi perkembangan jiwa remaja / terlarang untuk remaja.
- Pesta-pesta
musik semalam suntuk tanpa dikontrol, dan acara-acaranya tidak sesuai
dengan kebiasaan sopan santun.
- Membaca
buku-buku yang isinya dapat merusak jiwa remaja.
- Memasuki
tempat-tempat yang membahayakan keselamatan jiwanya.
- Berkebiasaan
berbicara kotor, tak senonoh, cabul dihadapan seseorag atau dihapan umum.
- Ramai-ramai
menonton pertunjukkan, makan dan dengan sengaja tidak membayar.
- Meminum-minuman
keras.
- Merokok di
tempat umum sebelum batas umur yang pantas.
- Melakukan
perbuatan-perbuatan yang dapat mengganggu ketentraman umum.
- membuang
kotoran-kotoran / sampah pada sembarang tempat.
A.
Pengertian
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup
suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan
tertentu.
B.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
1. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan
hak dan kewajiban
2. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat
kebersamaan .
Tujuan dari PBB adalah menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa
persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan
tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa
persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang
sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang
hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati
sendiri.
12 GERAKAN DASAR
1.
Sikap sempurna
2. Hadap serong kanan
3. Hadap serong kiri
4. Hadap kanan
5. Hadap kiri
6. Balik kanan
7. Lencang kanan
8. Lencang depan
9. Jalan di tempat
10. Hormat
11. Berhitung
12. Istirahat di tempat
A.
Pengertian
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup
suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan
tertentu.
B.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
1. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan
hak dan kewajiban
2. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat
kebersamaan .
Tujuan dari PBB adalah menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa
persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan
tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa
persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang
sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang
hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati
sendiri.
12 GERAKAN DASAR
1.
Sikap sempurna
2. Hadap serong kanan
3. Hadap serong kiri
4. Hadap kanan
5. Hadap kiri
6. Balik kanan
7. Lencang kanan
8. Lencang depan
9. Jalan di tempat
10. Hormat
11. Berhitung
12. Istirahat di tempat
Sejarah
Bendera Pusaka
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada hari Jum’at tanggal 17
Agustus 1945 jam 10 pagi di jalan Pegangsaan timur 56 Jakarta. Setelah
pernyataan Kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya secara resmi bendera
kebangsaan merah putih dikibarkan oleh dua orang muda mudi dan dipimpin oleh
Bapak Latief Hendraningrat. Bendera ini dijahit tangan oleh ibu Fatmawati
Soekarno dan bendera ini pula yang kemudian disebut “Bendera Pusaka”.
Bendera
Pusaka berkibar siang malam ditengah hujan tembakan sampai ibukota Republik
Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Pada
tanggal 4 Januari 1946 karena ada aksi terror yang dilakukan Belanda semakin
meningkat, maka Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dengan
menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta.
Bendera
Pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam kopor pribadi Presiden
Soekarno. Selanjutnya ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Tanggal
19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua. Pada saat Istana
Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Bapak Husein Mutahar
dipanggil oleh Presiden Soekarno dan ditugaskan untuk menyelamatkan Bendera
Pusaka. Penyelamatan Bendera Pusaka ini merupakan salah satu bagian dari
sejarah untuk menegakkan berkibarnya Sang Merah Putih di persada bumi
Indonesia. Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka itu, terpaksa Bapak Hussein Mutahar
harus memisahkan antara bagian merah dan putihnya.
Untuk
mengetahui saat-saat penyelamatan Bendera Pusaka, maka terjadi percakapan yang
merupakan perjanjian pribadi antara Presiden Soekarno dan Bapak Hussein Mutahar
yang terdapat dalam Buku Bung Karno “Penyambung Lidah rakyat Indonesia” karya
Cindy Adams:
“Tindakanku
yang terakhir adalah memanggil Mutahar ke kamarku (Presiden Soekarno, Pen).”
Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu,” kataku ringkas.
Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun juga,
aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga Bendera kita dengan nyawamu. Ini tidak
boleh jatuh ke tangan musuh. Disatu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau
mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapapun kecuali kepada
orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam
menyelamatkan Bendera ini, percayakan tugasmu kepada orang lain dan dia harus
menyerahkan ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya. Mutahar
terdiam. Ia memejamkan matanya dan berdoa. Disekeliling kami bom berjatuhan.
Tentara Belanda terus mengalir melalui setiap jalanan kota. Tanggung jawabnya
sungguh berat. Akhirnya ia memecahkan kesulitan ini dengan mencabut benang
jahitan yang memisahkan kedua belahan dari bendera itu.
Akhirnya
dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan antara Bendera Pusaka yang telah
dijahit tangan Ibu Fatmawati Soekarno berhasil dipisahkan. Setelah Bendera
Pusaka dipisahkan menjadi dua maka masing-masing bagian yaitu merah dan putih
dimasukkan pada dasar dua tas milik Bapak Hussein Mutahar, selanjutnya pada
kedua tas tersebut dimasukkan seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya. Bendera
Pusaka ini dipisah menjadi dua karena Bapak Hussein Mutahar mempunyai pemikiran
bahwa apabila Bendera Pusaka ini dipisah maka tidak dapat disebut bendera,
karena hanya berupa dua carik kain merah dan putih. Hal ini untuk menghindari
penyitaan dari pihak Belanda.
Setelah
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta ditangkap dan diasingkan,
Kemudian Bapak Hussein Mutahar dan beberapa staf Keprisidenan juga ditangkap
dan diangkut dengan pesawat dakota. Ternyata mereka di bawa ke Semarang dan di
tahan di sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Bapak Hussein Mutahar berhasil
melarikan diri dengan naik kapal laut menuju Jakarta.
Di
Jakarta beliau menginap di rumah Bapak R. Said Soekanto Tjokroaminoto (Kapolri
I). Beliau selalu mencari informasi bagaimana caranya agar ia dapat segera
menyerahkan Bendera Pusaka kepada Presiden Soekarno.
Sekitar
pertengahan bulan Juli 1948, pada pagi hari Bapak Hussein Mutahar menerima
pemberitahuan dari Bapak Sudjono yang tinggal di Oranje Boulevard (sekarang Jl.
Diponegoro) Jakarta, isi pemberitahuan itu adalah bahwa surat pribadi dari
Presiden Soekarno yang ditujukan kepada Bapak Hussein Mutahar. Pada sore
harinya surat itu diambil beliau dan ternyata benar berasal dari Presiden
Soekarno pribadi yang isinya adalah perintah Presiden Soekarno kepada Bapak
Hussein Mutahar supaya menyerahkan Bendera Pusaka yang dibawanya kepada Bapak
Sudjono, selanjutnya agar Bendera Pusaka tersebut dapat dibawa dan diserahkan
kepada Presiden Soekarno di Bangka (Muntok).
Presiden
Soekarno tidak memerintahkan Bapak Hussein Mutahar datang ke Bangka
untukmenyerahkan sendiri Bendera Pusaka langsung kepada beliau (Presiden
Soekarno), tetapi menjadi kerahasiaan perjalanan Bendera Bangka.
Sebab
orang-orang Republik Indonesia dari Jakarta yang tidak diperbolehkan
mengunjungi ketempat pengasingan Presiden pada waktu itu hanyalah warga-warga
Delegasi Republik Indonesia, antara lain : Bapak Sudjono, sedangkan bapak
Hussein Mutahar bukan sebagai warga Delegasi Republik Indonesia.
Setelah
mengetahui tanggal keberangkatan Bapak Sudjono ke Bangka, maka dengan meminjam
mesin jahit milik seorang istri dokter.Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua
dijahit kembali oleh Bapak Hussein Mutahar persis lubang bekas jahitan aslinya.
Tetapi sekitar 2 cm dari ujung bendera ada kesalahan jahit. Selanjutnya Bendera
Pusaka ini dibungkus dengan kertas koran dan diserahkan kepada Presiden
Soekarno dengan Bapak Hussein Mutahar seperti yang dije4laskan di atas.
Setelah
berhasil menyelamatkan Bendera Pusaka, beliau tidak lagi menangani masalah
pengibaran Bendera Pusaka.
*) sebagai
penghargaan atas jasa menyelamatkan Bendera Pusaka yang dilakukan oleh
Bapak Hussein Mutahar, Pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan
Bintang
Mahaputera pada tahun 1961 yang disematkan oleh Presiden Soekarno
Kepemimpinan
Kepemimpinan
artinya adalah kegiatan seseorang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai tujuannya.
Bagaimana
cara mempengaruhinya?
Yaitu
dengan memberikan contoh atau panutan dalam kehidupan sehari-hari, dengan
membangkitkan semangat para bawahannya, kemudian dengan memberikan dorongan
dengan pengarahan dan perbuatan. Hal ini sesuai dengan sistem kepemimpinan
nasional di Indonesia yang menganut sistem among, yaitu :
1.
Ing ngarso sung tulodo, yang berarti berada di depan sebagai pemimpin
dan panutan bagi bawahannya;
2.
Ing madya mangun karso, yang berarti berada di tengah yang dapat membangun kemauan
bawahannya;
3.
Tut wuri handayani, yang berarti berada di belakang yang dapat mendorong
bawahannya dengan motivasi agar dapat berusaha lagi dan maju.
Hal-hal
apa saja yang harus kita miliki agar dapat mempengaruhi orang lain?
Yaitu
dengan cara :
1.
Memiliki keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT yang kuat;
2.
Memiliki kepercayaan diri;
3.
Memiliki penampilan (performance) yang baik dan menarik;
4.
Memiliki wawasan yang luas;
5.
Memiliki kemampuan mengelola/mengurus (manajemen);
6.
Menguasai teknik, taktik, strategi, dan politik;
7.
Memiliki kemampuan melindungi setiap orang; dan
8.
Memiliki delapan sikap mental sehat :
a.
Pandai menyesuaikan diri;
b.
Merasa puas atas hasil karya sendiri;
c.
Lebih suka memberi dari pada menerima;
d.
Realtif bebas dari ketegangan dan keresahan;
e.
Suka membantu dan menyenangkan orang lain;
f.
Dapat mengambil hikmah dari kegagalan;
g.
Dapat mengambil penyelesaian yang konstruktif; dan
h.
Dapat mengembangkan kasih sayang.
Selain
itu, pemimpin yang indah adalah pemimpin yang mempunyai inisiatif dan
mentalitas yang tinggi, kreatif, konstruktif, dan memiliki konsepsual yang
dapat mencerna masalah.
Seorang
pemimpin juga harus kritis, yaitu memiliki kemampuan dan keberanian dalam
meluruskan masalah; meteorologis, yaitu dapat mengambil jarak; serta logis,
yaitu sesuai dengan peraturan dan rasional.
Elemen
yang harus ada dalam kepemimpinan, yaitu :
1.
Leader (pemimpin);
2.
Follower (sekelompok orang yang mengikuti pemimpin); dan
3.
Leadership (jiwa memimpin, manajemen, administrasi, pengetahuan, dan
sebagainya).
Yang
perlu diingat adalah, bahwa pemimpin itu bukanlah suatu jabatan, melainkan
kemampuan.
Profesionalisme
Profesionalisme
adalah paham yang mengajukan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang
yang profesional. Sedangkan pengertian profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang dikerjakan seseorang. Profesional adalah suatu keahlian,
kompetensi atau kualitas yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan profesinya
atau pekerjaannya.
Tiga
syarat profesional, yaitu :
1.
Adanya keahlian;
2.
Tanggung jawab;
3.
Kejawatan.
Ciri-ciri
profesional, antara lain :
1.
Memahami karakteristik obyek;
2.
Memiliki keterampilan khusus;
3.
Memiliki keahlian di bidangnya;
4.
Motivasi tinggi;
5.
Kreativitas yang tinggi;
6.
Berdisiplin;
7.
Mandiri;
8.
Mampu mengisi lowongan kerja sesuai pembangunan dan menciptakan kerja baik
untuk dirinya maupun orang lain.
Langkah
menuju sukses :
1.
Tujuan;
2.
Bagaimana cara; Sikap.
Bendera
Bendera
adalah secarik benda berwujud kain tipis berisi bentukan dan warna, berkibar
ditiup oleh angin pada sebatang tiang atau seuntai tali sebagai panji-panji,
tanda ciri atau tanda pengingat. Warna untuk bendera merah putih, yaitu warna
merah cerah dan putih jernih.
Arti
pusaka :
1.
Harta atau benda peninggalan orang yang telah meninggal;
2.
Harta yang turun temurun dari nenek moyang.
Bentuk
dan ukuran serta warna bendera kebangsaban Republik Indonesia
1.
Berbentuk segi empat panjang berukuran 2 : 3 panjang. Bagian atas berwarna
merah dan bagian bawah berwarna putih;
2.
Panjang bendera 90 cm dan lebar 60 cm.
Sang
merah putih pertama kali dikibarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan
dengan hari Sumpah Pemuda, bertempat di Jakarta dan dikumandangkan lagu
Indonesia Raya. Sang merah putih ditetapkan sebagai bendera negara Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bertempat di gedung Pegangsaan Timur
Nomor 56, Jakarta. Bendera merah putih dibawa kembai ke Jakarta tanggal 28
Desember 1949.
Kesulitan atau gangguan yang mungkin
terjadi pada saat Tata Upacara Bendera
1.
Kesulitan pada kerekan macet
Upacara
tetap berjalan terus, setelah selesai kerekan dibetulkan.
2.
Tali kerekan putus
Kelompok
Pengibar Bendera berusaha menangkap bendera yang jatuh dan merentangkan bendera
tegak lurus sampai upacara selesai, kemudian bendera dilipat sesuai dengan
ketentuan untuk disimpan.
3.
Tiang bendera jatuh/rebah
Kelompok
Pengibar Bendera berusaha menangkap tiang bendera. Bila tidak memungkinkan
dipertahankan seperti di atas.
4.
Bendera terbalik
a.
Apabila pemasangan bendera ke tali sudah benar namun membentangkannya salah,
maka cukup dengan menukar tegangan/menarik bendera.
b.
Apabila pemasangan bendera ke tali sudah salah, maka petugas segera memperbaiki
bendera mulai dari melipat hingga merentangkan kembali bendera.
5.
Cuaca buruk atau hujan
Apabila
sebelum upacara dilaksanakan terjadi cuaca buruk atau hujan, maka penaikan
bendera dibatalkan. Sedangkan pada saat upacara berjalan kemudian turun hujan,
maka upacara dilanjutkan sampai bendera di puncak tiang bendera dan lagu kebangsaan
selesai dinyanyikan.
Arti dan Warna Merah Putih
Warna
merah dan putih telah dikenal oleh nenek moyang bangsa Indonesia sejak sekitar
6.000 tahun yang lalu. Warna merah melambangkan warna yang dapat menahan hawa
jahat, sedangkan warna putih melambangkan kebersihan dan kesucian hati ksatria.
Pada saat perjuangan kemerdekaan, warna merah dan putih melambangkan keberanian
dan ketulusan bunga bangsa dalam mempertahankan ibu pertiwi yang merupakan
nyawa bagi suatu bangsa.
Tata Cara Peletakan Bendera Kebangsaan
1.
Bendera merah putih diletakkan di sebelah kanan bendera/panji lain;
2.
Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah genap, maka bendera merah putih
diletakkan di sebelah kanan;
3.
Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah ganjil, maka bendera merah putih
diletakkan di tengah-tengah bendera/panji lain;
4.
Apabila bendera sudah usang atau tidak layak, maka sebaiknya bendera dibakar
agar tidak mengurangi nilai kehormatannya.
Sejarah Penyelamatan Bendera Pusaka
Setelah
Agresi Militer Belanda II, Soekarno mengutus Mutahar untuk menyelamatkan
Bendera Pusaka. Agar tidak terlihat sebagai bendera, maka Mutahar memutuskan
untuk memisahkan jahitan bendera tersebut menjadi dua bagian, secarik kain
merah dan secarik kain putih, kemudian dimasukkan ke dalam kopornya.
Di
tengah perjalanan, Mutahar tertangkap oleh Belanda, namun akhirnya dalam
perjalanan itu beliau dapat meloloskan diri dan mengungsi di kediaman Sarjono
(seorang anggota delegasi). Selanjutnya Mutahar mendapat kabar dari Soekarno
agar bendera tersebut diserahkan saja kepada Sarjono. Karena pada saat itu yang
boleh menemui Soekarno hanya anggota delegasi saja. Maka atas jasanya pada
tahun 1961, Mutahar diberikan gelar Bintang Mahaputera dalam usahanya
menyelamatkan Bendera Pusaka.
Sejarah Pengibaran Bendera Pusaka
Bendera
Pusaka dikibarkan pada tahun 1945 di Jakarta. Namun pada tahun 1946 – 1948
Bendera Pusaka dikibarkan di Yogyakarta. Pada waktu itu dikibarkan dengan
formasi 5 orang (3 putri dan 2 putra), formasi ini berdasarkan Pancasila.
Bendera
Pusaka dikibarkan sejak tahun 1945 – 1966 dengan formasi tersebut, sedangkan
sejak tahun 1967 mulai menggunakan formasi pasukan 17-8-45 dan sejak saat itu
pula Bendera Pusaka diganti dengan Bendera Duplikat.
Bendera
Duplikat dibuat di Balai Penelitian Tekstil Bandung yang dibantu oleh PT Ratna
di Ciawi, Bogor. Upacara penyerahan Bendera Duplikat dilaksanakan pada tanggal
5 Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta yang bertepatan dengan reproduksi
Naskah Proklamasi Kemerdekaan. Bendera Duplikat mulai dikibarkan bersama dengan
utusan-utusan dari 26 propinsi sejak tahun 1969 sampai dengan sekarang.
Bendera
Duplikat dibuat dari benang wol dan terbagi menjadi 6 carik kain (masing-masing
3 carik merah dan putih). Sedangkan Bendera Pusaka terbuat dai kain sutera asli.
Nama
pasukan pengibar bendera pada tahun 1967 – 1972 dinamakan Pasukan Pengerek
Bendera, sedangkan mulai tahun 1973 sampai dengan sekarang dinamakan Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Regu-regu
pengibar sejak thun 1950 – 1966 diatur oleh rumah tangga kepresidenan, setelah
itu diganti oleh Direktorat Pembinaan Generasi Muda.
Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958 menetapkan peraturan tentang Bendera Pusaka,
tanggal 26 Juni 1958 dimuat dalam Lembaran Negara Nomor 65 tahun 1958 dan
penjelasan dalam tambahan Lembaran Negara Nomor 1.633, diundangkan pada tanggal
10 Juli 1958. Dalam peraturan tersebut, hal-hal penting yang dimuat antara lain
:
1.
Bendera Pusaka ialah bendera kebangsaan yang digunakan pada upacara Proklamasi
Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 (Pasal 4 ayat 1);
2.
Bendera Pusaka hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus (Pasal 4 ayat 20;
3.
Pada waktu penaikan atau penurunan bendera kebangsaan, maka semua yang hadir
tegak, berdiam diri sambil menghadap muka kepada bendera sampai upaca selesai.
Mereka yang berpakaian seragam dari suatu organisasi memberi hormat menurut
cara yang telah ditentukan oleh organisasinya itu. Sedangkan mereka yang tidak
berpakaian seragam memberi hormat dengan meluruskan tangan ke bawah dan melekatkan
telapak tangan dengan jari-jari rapat pada paha dan semua jenis penutup kepala
harus dibuka kecuali kopiah, ikat kepala, sorban, dan tudungan atau topi wanita
yang dipakai menurut agama atau adar kebiasaan (Pasal 20);
4.
Pada waktu dikibarkan atau dibawa, bendera kebangsaan tidak boleh menyentuh
tanah, air, atau benda-benda lain. Pada bendera kebangsaan tidak boleh ditaruh
lencana, huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain (Pasal 21).
SEJARAH
PASKIBRA
Pengibaran Bendera Pusaka pertama kali oleh Bapak Latif Hendraningrat dan Suhud
S. Menjelang Hut RI ke-2 Presiden Soekarno memanggil salah satu ajudannya yaitu
Mayor Husein Mutahar untuk menyiapkan dan memimpin upacara peringatan Hut RI
tersebut,di halaman istana presiden.Gedung agung Jogyakarta tanggal 17 Agustus
1956.
Dan untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa,maka pengibaran bendera sebaiknya
dilakukan oleh para pemuda dilakukan se-indonesia dan beliau
Memilih 5 orang pemuda sebagai simbol pancasila,terdiri dari 3 putri dan
2putraFormasi ini masih dilakukan sampai tahun 1947 dan 1948.HUT Kemerdakaan RI
pertama kalinya diadakan di Jakarta pada tanggal 17Agustus 1950 yang mana
kemudian regu Pengibaran ditentukan dan diatur oleh
Rumah Tangga Kepresidenan.Tanggal 5 Agustus 1966 BPK Muthar menjadi Dirijen
Urusan Pemuda dan salah satunya ialah latihan “PANDU IBU INDONESIA BERPANCASILA
“dan uji coba untuk kurikulum pembinaan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka
1967.Tahun 1967 Bapak Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk menyiapkan
pelaksanaan Pengibaran Bendera Pusaka dan dengan ide Formasi. Pada tahun 1946
beliau mengembangkan menjadi tiga pasukan :
Pasukan 17 Pengiring Bendera ( Pemandu )
Pasukan 8 Pembawa Bendera ( inti )
Pasukan 45 Pengawal Bendera
Tahun 1967-1972 Anggota yang terlibat dalam Pengibaran Bendera,sebagai Pasukan
Pengerek Bendera Pusaka ( PASKERAKA ) tapi pada tahun 1973 Bapak Idik Sulaeman
melontarkan nama Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
( PASKIBRAKA ).Kemudian pada tahun 1989 tanggal 22 Desember diadakan Musyawarah
Nasional ( MUNAS ) Purna Paskibraka Indonesia ( PPI ) di Cipayung Bogor.Pada
tahun 1995 tepatnya pada tanggal 18-22 Januari diadakan MUNAS Ke-2 yang
menghasilkan keputusan perubahan Anggaran Dasar ( AD ) dan Anggaran Rumah
Tangga ( ART ).Juga menetapkan Paskibra Sekolah SMU menjadi Purna Paskibraka
Indonesia dan menetapkan pengurus baru untuk tahun 1955-1959. MUNAS k-3
dilaksanakan di Lembang Bandung.
Di Indramayu di bentuk pada tahun 1989 oleh Pembantu Letnan 1 Mat Arief Bapak
Mutahar berasal dari Sumatra Barat tepatnya di Bukit Tinggi.
PENGERTIAN
PASKIBRA adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Profinsi dengan Sejumlah 54
orang bertugas untuk Pengibaran dan Penurunan Bendera Pusaka.
LAMBANG
ANGGOTA PASKIBRA (SETANGKAI BUNGA TERATAI)
Pada awal berdirinya lambang yang dipergunakan adalah bintang
Segi lima besar,untuk ciri pemuda.Pada tahun 1973 Bapak H.Idik Sulaeman
menetapkan lambang setangkai bunga teratai yang bermakna sebagai berikut :
*Setangkai bunga teratai yaitu :
Anggota Paskibra adalah pemuda yang
tumbuh dari bawah ( orang biasa ) dari tanah air yang sedang
berkembang dan membangun.
*Tiga helai bunga yang tumbuh ke atas yaitu :
Belajar – Bekerja – Bekerji
*Tiga helai daun yang tumbuh mendatar yaitu :
Aktif dan disiplin
*Jumlah mata Rantai mengelilingi ada 32 yang terdiri
1.Putri lambangnya lingkaran yang berjumlah 16 buah
2.Putra lambangnya belah ketupat yang berjumlah 16 buah
( keduanya melambangkan persatuan dari kesatuan )
*Warna hijau melambangkan Pemuda yang kreatif
*Bunga teratai dilingkari 16 lingkaran dan 16 buah belah ketupat yang
artinya anggota Paskibra dari 16 Penjuru arah mata angin tanpa
membeda – bedakan SARA ( Suku,Adat,Rasa,dan Agama ). height:
18pt;">Makna Sang Merah Putih
Kata Sang pada Sang Merah Putih ,termasuk jenis kata sandang,digunakan untuk
menghormati sesuatu ( Sang Merah Putih,Sang Maha Kuasa).
Bendera Merah Putih mempunyai kedudukan yang tinggi menurut Pandangan
masyarakat indonesia,sehingga bergelar Sang Merah Putih yang
Berarti warisan yang di muliakan,yang merupakan lambang kemerdekaan dan
Kedaulatan negara.
Bendera Pusaka ialah Bendera Bebangsaan yang digunakan pada
Upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta 17 Agustus 1945. Bendera Pusaka hanya
dikibarkan pada tanggal 17 Agustus, pada waktu Upacara Penaikan dan
Penurunan Bendera Kebangsaan, maka semua yang hadir tegap diam diri, sambil
menghadap kebendera, tangan mengangkat sampai upacara selesai.
Pada waktu di kibarkan atau di bawah, bendera kebangsaan tidak boleh menyentuh
tanah, air atau benda lainnya,pada bendera kebangsaan tidak boleh di taruh
lencana,huruf,kalimat,Angka,gambar,atau tanda-tanda lainnya.
KEPEMIMPINAN
Pemimpin ialah seorang yang menggerakan orang lain dengan suatu
Yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan ialah sendi yang menggerakan orang lain dalam rangka Mencapai
tujuan tertentu.
POLA
KEPEMIMPINAN
Pola dasar kepemimpinan dapat di bagi 2 :
1. Pola Kepemimpinan Formal
2. Pola Kepemimpinan Non Formal
TIPE
– TIPE PEMIMPIN
1. Oktokratis : Organisasi yang di anggap milik pribadi dan anggotanya
Sebagai alat.
2. Demokratis : pemimpin yang selalu mementingkan kepentingan anggota
Dan selalu memupuk kerja sama.
3. Militeritas : Pemimpin yang selalu menggunakan komandan dari atas
ke bawah.
4. Lais Pepais : Pemimpin yang mempunyai anggota terbatas.
5. Dateriasistis : Pemimpin yang mengangap bawahannya masih muda.
6. Kharisma : Pemimpin yang mempunyai wibawa kepada anggotanya.
SIFAT KEPEMIMPINAN YANG BAIK
PENGETAHUAN, BERANI, INISIATIF, TEGAS, BIJAKSANA, DISIPLIN,
DAPAT DIPERCAYA, SIGAP, ULET, OPTIMIS.
PENERAPAN BENDERA MERAH PUTIH :
1. Bendera tidak boleh menyentuh tanah
2. Bendera tidak boleh dikibarkan terbalik / melilit
3. Bendera harus disimpan dengan baik
4. Bendera harus bersih
5. Bendera harus utuh / tidak sobek
6. Bendera tidak boleh untuk alas
7. Bendera tidak boleh digambar ( dicoret – coret )
8. Bendera tidak boleh ada tambalan
9. Bendera tidak boleh untuk bermain
10. Bendera tidak boleh untuk pembungkus
11. Bendera tidak boleh untuk pakaian
12. Bendera tidak boleh untuk selimut
13. Bendera tidak boleh untuk sapu tangan
APEL
Komandan Peleton mengambil alih komando Pasukan di istirahatkan“Komando saya
ambil alih, siap grak, istirahat ditempat,grak,Ketika memberi komando,komandan
ada di depan pasukan dan setelah mengistirahatkan pasukan,komandan di samping
kanan.Pada saat Pembina apel memasuki lapangan,pasukan disiapkan kembali oleh
komandan “Siap,grak “Penghormatan
Kepada Pembina apel,hormat,grak”.Laporan“Lapor Apel…….siap
dilaksanakan,lanjutkan”.Amanat“Untuk amanat,istirahat di tempat,grak”
Setelah amanat,pasukan disiapkan“Menyanyikan lagu Indonesia Raya”.
Selesai Penghormatan“Kepada Pembina apel,Hormat,grak”.Sebelum penghormatan
Komandan Laporan terlebih dulu“Apel ………. telah dilaksanakan,laporan selesai”
Ketika Pembina Apel Keluar Lapangan,komandan kembali kedepan pasukan dan
memberi komando.“Untuk melaksanakan tugas,bubar,jalan”.
IZIN KELUAR BARISAN
Apabila di dalam barisan ada yang ingin keluar atau kebelakang untuk Buang Air
Besar maupun Buang Air Kecil (BAB/BAK),Boleh minta izin keluar barisan :
• Angkat tangan ( telapak ) kanan keatas, apabila komandan / pelatih jawab
“Ya”tangan diturunkan dan berkata
“Lapor Capas / paskibra …….minta izin keluar barisan “
atau apabila dengan teman :
“Lapor Capas / paskibra …….beserta …….orang rekan minta izin
keluar barisan “
Komandan / pelatih menjawab “kemana?”
Dijawab “BAB/ BAK”
“Ya,lima menit kembali”oleh pelatih
“Siap lima menit kembali “.
• Balik kanan,dan menuju tempat yang di tuju*
IZIN
MASUK BARISAN
Ketika masuk barisan, laporan di lakukan di barisan Penjuru
Paling kanan, angkat telapak tangan kanan ke atas, apabila pelatih Menjawab
“Ya”Telapak tangan di turunkan dan berkata“Lapor Capas ……minta izin masuk
barisan”Atau apabila dengan teman :“Lapor Capas …beserta….minta izin masuk
barisan “Dan pelatih menjawab“Capas / paskibra ….beserta…setelah saya lencang
kanankan masuk barisan“Capas balik kanan,dan masuk barisan.
LAPORAN
MAKAN
Komandan didepan pasukan,dan ambil alih
LAPORAN
MAKAN
Komandan di depan pasukan, dan ambil alih Komando : “Komando saya ambil
alih,siap,grak / duduk siap,grak.Balik kanan menghadap pelatih,laporan“Akang
dan teteh harap menyesuaikan diri“Lapor Capas / paskibra … siap menikmati
hidangan makanan …”Pelatih Jawab“Saya kasih waktu lima menit,untuk makan,dan sebelum
makan lakukan do’a“Siap laksanakan”oleh komandan
Komandan balik kanan manghadap pasukan dan memberi komando: “Sebelum makan
…..,marilah kita berdo’a menurut Agama dan kepercayaan masing – masing,berdo’a
Di persilahkan“Do’a di akhiri,makan di beri waktu lima menit,duduk istirahat di
tempat,grak”Masing – masing mempersiapkan makan dan kasih komando bila sudah
siap makan :“Makan mulai “,diulang oleh pasukan “Kang,teh makan !”Bersama
komandan dan pasukan.
Posisi makan“Badan tegap,pandangan lurus (sendok / makanan yang ke mulut),mata
melirik ke makanan,piring di tangan kiri ke ataskan didepan regu.
LAMBANG
PENGUKUHAN
Lambang kepemimpinan ( LK )
Anggota paskibra setelah mengikuti latihan kepemimpinan pemuda tingkat printis
,maka di kukuhkan oleh penanggung jawab.Latihan dengan disematkan LK tingkat
perintis di atas saku kiri atas,adapun LKyang lain :
• Warna Hijau untuk latihan perintis Pemuda
• Warna Merah untuk latihan pemuka Pemuda
• Warna Kuning untuk latihan pendamping Pemuda
• Warna Ungu untuk latihan peñatas Pemuda
• Warna Abu- abu untuk latihan penaya Pemuda
Kendit Pengukuhan
Dahulu kendit pangukuhan tidak bermotif , maka oleh bpk h.idik sulaeman
disempurnakan berupa gambar 17 mata rantai bulat dan belah ketupat , yang
membentuk kalimat “ pandu ibu indonesia ber – pancasila “. Yang ukuran semula
panjang 17 cm , lebar 5 cm , lalu di ubah menjadi 140 cm , untuk panjang &
lebar 5 cm.kendit ini di pakai hanya pada saat pengukuhan saja & warnanya
di sesuaikan dengan warna lencana kepemimpinan yang di pakainya.
Perlengkapan
pakaian dinas paskibra
1. Kopiah / peci hitam pada bagian kiri disematkan burung garuda standar istana
merdeka
2. Badge lambang daerah pada lengan kiri badge korps paskibraka pada lengan
kanan
3. Lencana kepemimpinan di atas saku kiri baju badge nama & asal sekolah /
daerah untuk tingkat nasional & propinsi untuk tingkat kota madya /
kabupaten
4. Sarung tangan putih kop merah putih
perawatan kaos paskibra ( pakaian dinas lapangan / pdl ) ketika kita dapat pdl
paskibra,sering menyepelekan sablonan yang tertulis di kaos tersebut , padahal
kaos pdl asal cuci , bisa melunturkan warna & sablonan kaos tersebut.untuk
menghindari itu semua , sebelum kaos pdl dengan pelicin pakaian ( setrika
)terutama di bagian sablonan , dengan cara kaos sablonan di balik ini akan
menghasilkan maksi sehingga ketika direndam di air.saat pakaian di rendam di
dalam air yang berditerjen , jangan melebihi 30 menit / 1 jam , di lanjutkan
dengan di bilas dengan tangan , jangan menggunakan sikat cuci , karena bisa
merusak pdl.
Jemur kaos pdl dengan keadaan terbalik , apabila berhadapan langsung dengan
sinar matahari.
Perawatan sabuk paskibra (menggunakan brasso)
periksa kembali sabukyang kita terima , bisa saja sabuk yang kita terima ada
kerusakan sebaiknya perawatan sabuk paskibra sesering mungkin di bersihkan
dengan brasso , caranya :teteskan brasso ( satu tetes ) di atas permukaan sabuk
dan digosok dengan jari telunjuk , hingga kotoran yang ada disabuk terangkat /
teruhat ( berwarna hitam ), gosok berulang - ulang kali , sehingga yang
menghasilkan yang sempurna setelah ( sudah yakin ) semua kotoran terangkat ,
bersihkan dengan kain / kapas hingga bersih dan terlihat kilau kuning keemasan
dari sabuk tersebut. Apabila menginginkan hasil yang lebih sempurna sehabis
digosok , jemur kepala sabuk di sinar matahari selama satu jam . Jangan sekali
– kali sabuk di gunakan ketika tidur sehingga sabuk tergores / lecet , baik
dilantai / benda kasar lainya . Paga sabuk dari air asin ( air laut )/ selain
air tawar, yang bisa mengakibatkan sabuk menjadi berkarat dan susah hilang .
Perawatan topi paskibra
gunakan topi paskibra , apabila benar – benar penting untuk di pakai
seperti latihan lapangan dan apel , supaya warna topi tidak cepat pudar karena
sinar matahari. Mencuci topi paskibra , gunakan sabun cuci atau ditergen yang
sudah di larutkan didalam air , ( tidak langsung menggunakan sabun cuci ( sabun
colek ) / ditergen ).sikat secara perlahan (gunakan dengan sikat gigi pada
bordiran ) agar bordiran tidak cepat rusak , lakukan berulang – ulang kali
hingga kotoran hilang. Jemur topi di tempat yang tidak berhadapan langsung
dengan sinar matahari , karena sisa sabun cuci yang ada di topi bisa
melunturkan warna , baik topi maupun bordiran.